Kamis, 02 Februari 2012

STAND ON BROTHERHOOD

Ada sebuah peristiwa dimana aku, kau, dia, mereka, kalian, kita semua bertemu di sini, sebuah lingkaran.
Lingkaran sebagai sebuah bangun datar, siklus yang tak pernah mati, dan kau lelah ketika kau membutuhkan sudut untuk berbaring, hingga kau pun pergi.

Sementara aku masih terus berjalan. Aku lupa di mana aku bermula, dan aku tak akan pernah tahu di mana akan berakhir. Namun satu hal yang aku percaya bahwa lingkaran adalah siklus, dan ia menyimpan begitu banyak sudut-sudut kecil yang tak terlihat. Sudut-sudut kecil inilah yang kemudian saling berdempetan, melingkar dan membentuk lingkaran.

Sementara kau pergi mencari bangun bersudut, mungkin segitiga, mungkin kotak, mungkin trapesium, mungkin jajaran genjang. Nikmatilah esteteika bagun yang kau idam-idamkan. Sesungguhnya lingkaran tak akan menyediakan sudut yang jelas di mana kita akan saling menyudutkan, sudut yang runcing di mana kita akan saling menusuk, dan sudut yang sempit di mana kita akan saling berebut.

Kau tak akan pernah tahu, jutaan sudut kecil yang dulunya runcing, sempit, bahkan jelas, bersatu membentuk lengkungan, hingga ia menjadi sebuah lingkaran penuh. Dan, kau tak akan pernah tahu, lengkungan itu menyenangkan. Juga kau tidak akan pernah tahu, kami bisa saling mengistirahatkan dalam lengkungan, dalam lingkaran, tanpa sudut yang katamu memberikan ruang.

Dan sekali lagi, kau tidak akan pernah tahu, ruang terindah di antara semua bangun adalah ruang di dalam lingkaran.

WE ARE  THE SCENE ART LINE

AND WE ARE STANDING ON BROTHERHOOD

1 komentar: